SISTEM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) JOKOWI DODO DAN JUSUF KALLA TAHUN 2014

Abstract

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014 (Pilpres 2014) dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode 2014-2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui dan Menganalisis bagaimana sistem pemilu pada masa pemerintahan Jokowi Dodo dan Jusuf Kalla tahun 2014. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah kepustakaan. Hasil penelitian dan pembahasan menggunakan teori Siklus Pemilu (Electoral Cycle) : 1) Pra Pemilu, pada indikator ini Pra Pemilu merujuk pada sejumlah tahapan pemilu yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu seperti perumusan peraturan, registrasi pemilih, pendaftaran dan penetapan partai calon; 2) Periode Pemilu, Pada indikator ini merujuk pada sejumlah tahapan pemilu seperti pemilihan/pemungutan dan perhitungan suara. Adapun perhitungan suara dalam Pemilu 2014, yaitu: Jokowi 52-53% suara dan 46-48% suara untuk Prabowo.; 3) Pasca Pemilu, pada indikator ini merupakan tahapan pengumuman hasil, evaluasi dan penyelesaian sengkete atau permasalahan dalam pemilu. Pengumuman hasil Pemilihan presiden dan wakil presiden 2014 dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan memperoleh suara sebesar 53,15% sesuai dengan keputusan KPU RI pada 22 Juli 2014. Kubu Prabowo-Hatta Rajasa mengajukan beberapa gugatan atas hasil pemilihan ini, yaitu ke DKPP dan Mahkamah.Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu Sistem Pemilihan Umum (Pemilu) Pada Masa Kepemimpinan Jokowi Dodo dan Jusuf Kalla Tahun 2014 menggunakan sistem siklus pemilu (Electoral Cycle) dimana Siklus Pemilu ini adalah sebagai alat yang digunakan untuk memahami persiapan pemilu serta pemahaman tentang penyelenggaraan pemilu. Sistem kepartaian yang digunakan pada masa pemerintahan Jokowi Dodo dan Jusuf Kalla tahun 2014-2019 adalah dengan menggunakan sistem multi partai